Pemerintah Blokir Situs Porno

Rencana pemerintah untuk memblokir situs porno ternyata mendapat sambutan positif dari pengelola warnet di Samarinda. Bukan saja karena keprihatinan banyaknya siswa usia Sekolah Dasar (SD) yang datang ke warnet untuk membuka situs porno, melainkan juga karena kekhawatiran virus dari situs porno, yang bisa merusak komputer.

Kekhawatiran akan dampak buruk situs porno bagi anak di bawah umur dilontarkan Nery, pengelola warnet Bahri di Jalan Ulin Samarinda. Berdasarkan pengamatan lelaki yang telah membuka warnet sejak 2006 tersebut, sebagian besar siswa Sekolah Dasar (SD) yang datang ke warnet untuk membuka situs porno.

“Sebenarnya di server kami sudah diblokir untuk situs porno. Tetapi kadang ada juga yang jebol. Ada saja yang kami tidak tahu tapi pengunjung tahu, jadi tidak bisa dideteksi. Kalau pengunjung dewasa agak jarang buka yang porno, tetapi justru anak SD yang biasa datang ke sini dan buka situs porno. Kalau sudah seperti itu, mau tidak mau saya langsung closed di sini,” kata Nery, sambil membuka tampilan program di komputernya, Rabu (26/3).

Ia mengungkapkan, tugasnya selain menjaga warnet juga mencatat situs porno dan selanjutnya diblokir sehingga tak bisa dibuka jika ada pengunjung yang mengaksesnya. “Tapi kalau pemerintah sudah menerapkan sistem pemblokiran, maka kami tidak perlu lagi mencatat dan memblokir sendiri. Kalau bisa rencana tersebut segara diterapkan. Terus terang, rasanya miris juga kalau melihat anak-anak SD datang ke sini dan buka situs porno,” paparnya.

Komentar serupa juga dilontarkan Ruli, pengelola warnet Cendana. Lelaki berusia sekitar 20 tahun itu menuturkan situs porno seringkali membawa kesulitan bahkan kerusakan pada unit komputer di warnet.

“Situs porno sering membawa virus. Bahkan, kami pernah terpaksa mengeluarkan dana cukup besar, karena seluruh komputer kami terkena virus dari situs porno yang dibuka pengunjung. Sebenarnya kejadian seperti itu sudah tidak terhitug lagi, tetapi yang paling parah saat tujuh unit komputer dan server kena virus,” papar Ruli.

Bila kebijakan tersebut segera diberlakukan, maka Ruli pun tak perlu khawatir lagi dengan kejadian terjangkitnya virus komputer. “Sekarang ini kami sudah pakai antivirus tetapi kalau ada yang lebih hebat lagi maka bisa saja kalah. Jika pemerintah mau memblokir situs porno kalau bisa secepatnya,” paparnya.

Pengunjung yang seringkali membuka situs porno, menurut Ruli, juga didominasi siswa SD dan SMP. “Kalau siswa SMA, kebanyakan buka friendster. Kesal juga kalau anak SD datang hanya untuk buka situs porno,” ujarnya.

Salah satu pengunjung warnet, Iwan mengaku seringkali mendatangi warnet guna menunjang kegiatan bisnis online yang dilakukannya. Namun, terkadang dia pun membuka situs porno hanya sekadar penyegaran. “Tapi kalau memang harus diblokir ya silahkan saja,” ujarnya sambil mengangkat bahu. (may)

Sumber:

Tribunkaltim.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar